Dari Komunitas Aku Belajar

Assalamualaikum teman-teman.

Gimana nih hari pertama di tahun 2018, lagi baca buku apa? Hehe
Semoga, tahun 2017 yang udah berlalu,  yang buruk dijadikan pelajaran dan yang baik diteruskan ya di tahun ini dan tahun-tahun ke depanya, agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

SEMANGAT!!

Aku mau berbagi cerita sedikit nih sekaligus ngelunasin hutang janji aku di post-an sebelumnya perihal pengalaman aku gabung ke Komunitas-komunitas yang dari sana aku belajar banyak hal.

Dimulai yuk.

-Indo Relawan
Awalnya, waktu itu bertepatan sama liburan semester. Nah, wajar lahya kalau ada rasa bete-bete di rumah rasanya gitu-gitu aja, Nah, aku kepikiran buat mau ikut Komunitas ini dan itu. Tujuannya biar aku bisa punya pengalaman baru juga teman-teman baru tentunya.

Terus, komunitas yang pertama kali aku mau ikutin itu Indo Relawan, Dari kecil aku juga mau banget jadi Relawan, keren aja gitu bisa bantu orang dan aku excited banget, aku langsung Registrasi dan cari tau kegiatan dalam waktu dekat apa.

Nah ada kegiatan namanya Dropbox, jadi bagi Relawan yang diterima selama sebulan bersedia mencari donatur serta bertanggunjawab menerima dan menyimpan donasi-donasi berupa kebutuhan sandang (pakaian, seragam, sepatu,mukena, boneka, mainan dll) untuk disortir dan akan dibagikan bagi kaum dhuafa atau orang-orang yang dirasa membutuhkan.

Tanpa pikir panjang, aku lagsung isi data Oprec ya.
Dan sekitar semingguan, ada notif aku masuk group "Dropbox apa gitu aku lupa"

aku seneng bangettttttt, Alhamdulillah.
Aku langsung share ke semua media sosial aku, aku japri-japriin temen-temen aku di group.
Alhamdulillah responnya baik, disatu hari aku ada janji ketemuan sama 2 kakak dokter baik hati di SMB, aku bahkan nggak kepikiran kalau donasi kakak itu berdoz-doz. makanya kakak itu minta aku buat bawa mobil jangan motor.

setelah kita ketemu, ngobrol sedikit tentang dropbox, kita bareng-bareng ke basement kan. pas kakak-kakak itu buka bagasi mobil aku seneng sekaligus worry. lho

kenapa worry?
aku kepikiran mamah hehe:')

jadi sebelumnya, aku kira donasi yang diberikan nggak sebanyak ini akhirnya aku langsung buru-buru daftar dan baru izin ke mamah pas udah diterima, dan mamah nggak izinin. tapi aku udah terlanjur dapet tanggungjawab, aku terobos aja sekalian hehe:")

Di waktu bersamaan, aku juga ikutan Open Recruitment, Kakak Surat untuk Anak Halsel.
Jadi, seingatku ada 10-15 orang beruntung dari ratusan orang yang dipilih untuk jadi Kakak surat dari anak-anak di Halsel, ah itu menyenangkan bukan?

aku mulailah buat Essay sesuai tema yang ditentukan; Pendidikan di pelosok, aku buat CV semenarik mungkin waktu itu.
Saking kepengennya, aku sampai udah buat surat buat adik-adik seandainya aku dipilih. Ahhh takabur sekali aku ini.

Balik lagi soal donasi,
Aku bawalah kerumah donasi-donasi itu, waktu itu mamah lagi ngaji aku sedikit lega, tapi pas mamah pulang, suasana berubah jadi agak dingin.

"Mamah bilang ini itu" (pokoknya intinya mamah gak suka, rumahnya jadi berantakan)

nah setelah kejadian itu, kedepanya aku jadi kepikiran, ada dua sampai tiga donatur yang aku skip sementara waktu, aku janjiin sembari aku bujuk mamah, tapi.. nggak berhasil.

alhasil aku curhat ke kaka PJ dropbox, dan Alhamdulillah kakak dan tim bisa mengerti serta ngaish aku solusi, donasi wilayah Bekasi pun dialihkan ke Jakarta dan donasi yang sudah aku terima aku salurkan ke Panti Yauma, dekat rumah ku. dan itu sudah terlaksana dengan baik. Alhamdulillah.

Dan, ngomong-ngomog soal Kakak surat, mood aku udah rusak banget dan udah nggak ada niat buat lanjutin Essay itu. hmmmm.
Terbengkalai.

Rasanya enggak enak, merasa bersalah (banget) harusnya ada orang lain yang berhak bisa ngerasain ini dan bisa bertanggung jawab sama tugas yang diberikan, bukan aku. Ah sudahlah.

Dan entah kenapa, aku jadi orang yang pengecut waktu itu, aku lari dari masalah. aku hapus akun aku di Indo Relawan, aku putus kontak sama kakak-kakak Dropbox.

Ah menyebalkan ya aku ini, aku yang salah mereka yang kena.

-Urban Sakola
Berselang seminggu dua minggu setelah aku berfikir buat ngak ngelakuin apa-apa selama liburan,mending diem di rumah dan nurut sama mamah,  aku agak bosan, tapi mau apalagi.

Ada disatu waktu. aku pergi keluar sama teman-temanku, kami makan di Mcd, terus kami  ngobrol-ngobrol.

Di tengah-tengah pembicaraan kami tentang ini dan itu, Evi, temanku nyeletuk, kalau temannya lagi cari Relawan untuk mengajar santai anak-anak di Sekolah Alam Bandung.

Aku langsung aja, ajak Febby, temanku yang juga suka dengan hal yang sama buat nemenin aku ikut kegiatan ini. tapi dia nggak bisa, karena ada acara. dan akupun juga nggak yakin,mamah akan izinin. hehe
jadi, cerita soal mengajar di Bandung, cukup berhenti sampai di sini.

Tapi, entah aku kayak enggak genah atau apa aku cari tau tentang Indonesia Mengajar, tapi harapan ku langsung pupus, aku masih belum ada apa-apa dibanding sama beribu-ribu pendaftar lainnya. huhuh

Ohiya, lewat Indo Relawan aku juga kenal kak Sondra, salah satu relawan aktif di kegiatan mengajar dan dropbox. beliau karyawan swasta, tapi senang banget sama anak-anak, dan beliau juga pernah mengajar sampai pelosok. Keren kan. Aku kagum banget sama kak sondra. Darinya aku belajar, nggak perlu banyak omong buat ngelakuin sebuah kebaikan, cukup lakukan dan nikmati apa hasilnya.


Ada juga Kak Ilham, dia Relawan aktif di banyak kegiatan. Akhirnya dengan gak punya malu, aku banyak nanya tentang kegiatan relawan sama dia, dia pernah jadi relawan juga di acara-acara besar seperti Java Jazz Festival.keren kan?
Saking nggak tau malunya, aku pake segala curhat tentang kegagalan aku jadi relawan dan masih banyak tanya ini itu, sampai-sampai dia kesal, mungkin.

Aku juga belajar dari dia, kalau hidup emang banyak rintangan dan harus dihadapi, dan kita punya kewajiban untuk jadj pribadi yang lebih baik dan kita bisa jadi orang yang berarti bagi orang lain dengan hal-hal kecil"

Lanjoooooooootttttttttttttttttt

Akhirnya aku vakum dan menyerah mencari tau hal-hal yang berkaitan dengan Komunitas, heheu.
Aku menikmati hari-hari layaknya remaja Milenial lainnya. maun instagram misalnya.

-Komunitas Pecandu Buku
Nah, disuatu waktu. Dari sekian lama aku follow Fiersa Besari, aku lihat postingan Kak Fiersa soal Pecandu Buku. Syaraf-syaraf ke- excitedan aku muncul kembali.
Aku ngulek-ngulek soal Komunitas Pecandu Buku itu, aku follow dan berniat buat gabung bareng KPB.

Syaratnya, harus mengulas buku yang kita baca atau menghibahkan buku ke perpustakaan KPB. mudah bukan? Akhirnya aku pilih option yang pertama, mengulas.yang tentunya harus ulasan orisinil dan karya pribadi ya. soalnya emang bakal ketahuan kalau hasil ulasan kamu mencuri karya orang lain, dan kamu siap-siap dinyinyir juga dikeluarin dari group KPB, udah pernah kejadian.

Ohiya, Tujuan aku masuk KPB masih sama, mau mencari pengalaman baru dan teman-teman yang punya hobi yang sama ( aku juga suka baca lho, meski agak pelit buat beli novel terlalu sering).

Waktu itu aku ngulas Novel "Tuhan Maha Romantis" dari Kak Azhar, dengan modal novel pinjamam (karena suka banget novel yang direkomendasiin Yuni, eh pas mau PO malah ketinggalan).

Setelah mengajukan dan kena 2x revisi karena foto novelnya yang belum memenuhi syarat, dan akhirnya disetujui lalu selang sekitar 2-3 minggu ulasanku naik. Alhamdulillah.
Dari sini awal, kehangatan KPB mulai kerasa.

Pas ada notif Line, ada undangan group dari Pecandu Buku, aku langsung buru-buru Accept.
Masuklah aku ke group virtual PB ini, aku disambut degan sapaan halo dan selamat datang oleh penghuni lama PB.

Seperti biasa, aku selalu excited, dan dari situ aku mulai ngenalin situasi di PB.

Dulu aku masih takut buat nimbrung takut nggak direspon, dikira sksd, sok tau, sok kenal bahkan sok asik dan sok-sokan lainnya.

Tapi, beberapa lama aku hanya jadi sider,nah di beberapa waktu aku berani muncul, ya meski kesannya sok asik, huehue, sampai-sampai aku personal chat anggota PB, Kak Unaks buat nanya..................

" kak aku sok asik nggak sih? aku takut dibilang sok asik di group hehe" 
"Enggak kok, Fi. biasa aja. hehe
yang penting nimbrung aja kalo lagi ngobrol" 
*dan percakapan-percakapan lainnya*

Kak Unaks, panggilan akrab dari anggota KPB.
Bisa dibilang, pertama kali aku akrab dengan anggota PB meski tinggalnya di Bandung, iya Kak Unaks, selain pecandu buku, review-ers, penulis, dia juga anggota ghibah KPB. heheh

Kalau difikir-fikir nggak kerasa, udah 5 bulan aku gabung bareng KPB.
Awalnya aku masih ngira kalau masih ada sekat antara penghuni baru dan penghuni lama, tapi setelah aku fikir-fikir gimana aku bisa dianggap ada kalau aku sendiri nggak ada tindakan buat berbaur bareng mereka, ya dengan "ikut nimbrung aja gitu sok-sok tahu juga ndak apa-apa" itu kata Rie, teman PB Chapter Jabodetabek.

Selain dengan Rie, aku juga cukup dekat dengan Ara. yang tentunya bagian dari KPB Chapter Jabodetabek, aku mulai interaksi sama mereka karena, mau janjian kalau kami ke lapak, meskipun sampai saat ini, aku sama sekali belum pernah ikut ngelapak. Ih parahsihya, hehe ya kalau aku ngelapak aku mesti ajak temen dong dari rumah agar..... Ah tau lah mamah Adef gimana.
nah, yang nemenin ini belum ketemu.
Ngomong-ngomong lapak, jadi KPB punya tagline



"Membaca sebuah buku adalah bukti betapa hebatnya imajinasi kita membentuk ruang dan waktu"

Jadi, selain anggota KPB adalah pecandu buku, anggotanya juga punya kewajiban bertindak nyata menyebarkan virus membaca di Negeri ini, atau setidaknya di lingkungan nya sendiri, misalnya dengan membuka lapak di tiap daerah.

Kalau di Bandung, berdiri Perpustakaan Pecandu Buku, dan kegiatan asyik lainnya.

Di Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi pun dipusatkan di Taman Suropati, lapaknya dilakukan dihari minggu, kita bisa membawa buku-buku bacaan kita untuk dilapak dan dibaca oleh anggota dan pengunjung di Tamsur secara gratis, tapi, buat pengunjung tidak boleh membawa pulang buku. (takut terjadi hal yang tydac-tydac heheh)

dan banyak kegiatan seru di kota-kota lainnyaaa.
nah ini salah satu potret kegiatan lapak :



Perpustakaan Pecandu Buku
Perpustakaan Pecandu Buku, Bandung
(Source: Group KPB)

Lapak Buku di Taman Suropati, Jakarta
(Source: Group KPB)



(Lapak Buku Anggota KPB  berkerja sama dengan komunitas lain di Sumatera)
(Source : Group KPB)



Seru kan? yuk, gabung!


Ohiya, banyak hal baik yang aku dapat setelah aku gabung dengan PB ini.

Selain aku dapat 2 tujuan aku untuk ikut komunitas, aku juga punya keluarga baru, dan yang paling penting penyebaran virus untuk semangat membaca emang bener-bener kerasa, dimulai dari obrolan group soal buku-buku yang enteng sampai yang berat, banjir rekomendasi buku , bahas soal film yang emang seru, juga soal kejadian yang emang lagi anget banget dibahas sih,dari yang awam hingga sensitif, misalnya soal Papa Setnov, Ibu-ibu yang viral karena sen kanan belok kiri, sampai soal Celup, iya yang lagi ramai dibicarakan lhoo.

Dan soal ghibah mengenai asmara yang terjalin antar anggotan PB. 
Semuannya bisa diulik-ulik secara tuntas.

Ohiya, di PB juga diadakan OOPB secara rutin. Apasih OOPB?
Obrol-Obrol Pecandu Buku, jadi tiap sebulan sekali anggota group PB bincang-bincang serius soal satu tema yang ditentukan, dimana materinya disampaikan sama anggota PB itu sendiri. Bisa siapa saja menjadi Pemateri, yang penting materinya emang sesuai dengan PB.
Ohiya OOPB udah sampai jilid ke 7.

Nah kebetulan, tanggal 31 Desember 2017 kemarin, baru dilaksanain OOPB 7
Dimana Pematerinya adalah Ban Becak : Founder Father: Kak Fiersa, Founder Mother: Kak Aw dan Kak Anna.
Dimana temanya itu : Sejarah KPB
Isinya akan dishare kok di IG Pecandu Buku, tunggu aja yhaaa.

Ohiya, Secara mendadak pagi-pagi notif menjadi ramai.
Dimulai dari Kak Fiersa yang lagi resah karena walaupun anggota KPB 429 yang memang pasti ada chat setiap harinya tapi rasa-rasanya hanya sedikit orang yang berinteraksi , berbeda dengan dulu saat awal group masih terbentuk, ramai.

Langsunglah penghuni-penghuni PB bernotslagia, jujur, aku bacanya"deep" banget.

dari sini, banyak anggota PB yang ngerasa emang udah jadi bagian dari Keluarga PB, yang awalnya nggak kenal siapa-siapa sampai, akrab sama anggota lain meski di
beda kota, dari hal-hal umum sampai hal-hal pribadi yang akhirnya terkuak lewat KPB ini, dari hubungan pertemanan, adik kaka, friend zone, percintaan, punya beberapa mantan di sesama komunitas, sampai ada yang nikah loh. 

Anggota KPB, gak cuma kawula muda kok, ada Bunda G, Bunda Atria, dan Bunda-bunda lain yang tetep asyik diajak berhalu bareng Kak Dhil, Kak Nicak, Kak Aw, Kak An, Kak Un, Mang Zuhrey, Mang Ulil, Kak Bekti, Kak Rie, Kak Zahra, Bung Fiersa, Kak Armand dan kakak kakak lain di PB.

Aku mulai merasa kalau, KPB bukan hanya sebuah Komunitas Pecandu Buku saja, Tapi Keluarga Pecandu Buku. Sungguh.

Ohiya, aku juga agak minder nih. anggota PB lain di tahun 2017 udah baca sampai 50 buku sedang aku? ah sedikit sekali. 

ohiya ada perkataan dari Bung dan Kak Aw yang aku kutip,

" Secara tidak sadar, mayoritas orang Indonesia trauma terhadap buku. bertahun-tahun kita dididik di sekolah dengan tumpukan buu yang tidak kita sukai. trauma ini menjalar hingga, kita punya stigma bahwasannya: membaca buku itu harus yang berat-berat. sampai-sampai ada rasa minder semacam "Aku suka baca buku sih, tapi cuma novel. itu juga novel teenlit".
Seolah-olah baca teenlit itu dosa. Bayangkan. sudah trauma terhadap buku, giliran mau baca buku, diolok-olok." Founder Father Komunitas Pecandu Buku."

Nah itu yang menggerakan Bung, Kak Aw, Kak An dan kawan-kawan pendahulu PB lainnya mengotak-atik, tentang gimana caranya membaca buku menjadi hal yang keren, menjadi hal yang membuat tingkat kegantengan juga kecantikanmu bertambah, jadilah KPB yang sekarang ini

Menjawab pertanyaan dari Kak Galih, perihal mau dibawa kemana KPB ini, dan dijawab sangat amat bijak 
"Untuk saat ini, saya sendiri masih enunggu hilal akan dibawa ke arah mana Pecandu Buku, Sejauh ini masih bagi 427 kepala yang ada di sini untuk masing-masing bergerak menyebarkan virus membaca tanpa harus membawa 1 bendera. Mungkin, kamu atau kawan-kawan lain bisa bisa jadi "motor" baru untuk Pecandu Buku ini sendiri. Karena bagaimanapun, Pecandu Buku butuh regenerasi. Butuh ide dari otak dan energi dari tubuh yang lebih jauh segar. He he" Founder Mother Komunitas Pecandu Buku.

Terima kasih KPB, udah nerima aku jadi bagian Keluarga Pencandu Buku.

Seperti pesan yang disampaikan, diawal petemuan
"semoga betah dan membetahkan ya"

dan semoga aku tetap konsisten untuk menjadi Pecandu Buku dan Penyebar virus membaca.

Ohiya, aku punya hutang buat datang ke lapak dan InsyaAllah kalau ke Bandung, aku bisa mampir ke Perpusya, kawan KPB.
Sampai bersua di kesempatan berikutnya.

Ada pesan yang aku simpulin di akhir tulisan ini
"Semakin jauh langkah kaki akan membuat kamu lebih mengenal dunia, semakin sering kamu bertemu orang baru, semakin kamu dapat mengenal banyak pribadi dan dewasa karenana. dan aku percaya itu"


Terus membaca!
dan Salam Aksara!:)



Komentar

Postingan Populer